Sabtu, 04 Oktober 2014

BERAWAL DARI PENJUAL SAYUR, MENJADI PENGUSAHA SUKSES


Kisah Sukses Seorang Wirausaha



   DISUSUN Oleh:    Hartina
               Mulya Rahmadani
          Oktarina
                    Jesica Desiani


   Kelas:               X  Akuntansi1






Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Dumai




T.a 2013/2014




Berawal Dari Penjual Sayur
Menjadi Pengusaha Sukses


             Pernahkah Anda membayangkan seorang penjual sayur yang harus bekerja banting tulang untuk menafkahi keluarganya akhirnya menjadi seorang penguusaha sukses?
            Tentu saja kita jarang melihat otang seperti ini. Bahkan ia bisa menghasilkan omset ratusan juta rupiah pertahunnya. Mungkin kita akan terheran dan sangat kagum melihatnya.
            Begitulah yang terjadi pada Ibu Hj.Musliati yang kini mengelola 2 cabang toko, antara lain Mahkota Sati Koleksi Wanita dan Mahkota Sati Anak-anak. Terletak di Jl. Sultan Syarif Kasim , Dumai Timur.
            Wanita kelahiran Bukit Tinggi, 31 Desember 1953 ini mengaku tak pernah berfikir hidupnya akan berubah seperti sekarang. Dia bertekad bersama suaminya Bapak H.Nurtisi untuk pergi merantau untuk mengadu nasib kekota Dumai. Pertama kali Ibu Hj.Musliati bekerja sebagai penjual kue, tak lama kemudian ia menjual sayur, sedangkan suaminya bekerja dibagian pemerintahan.
            Ibu musliati selalu berfikif bagaimana cara untuk mengembangkan usahanya? “kita kan mau maju juga dek, jadi saya fikir kenapa tidak jualan baju saja untuk meningkatkan pendapatan?” kata Ibu Hj.Musliati.
           


            Sejak saat itulah Ibu Hj.Musliati mencoba mencari tambahan pendapatan dengan menjual baju dengan cara kredit dari gang ke gang dan kompleks-kompleks perumahan. Pada tahun 1997, Ibu Hj.Musliati mencoba mencari keuntungan dengan cara menjual bajunya dipasar Senggol dan dari keuntungan itulah ia dapat membangun rumah yang berada dijalan Sudirman gg.Sadar.
            Pada tahun 2003, Ibu Hj.Musliati pindah ketoko untuk lebih mengembangkan usahanya, dengan modal 150 juta rupiah. Dan pada tahun 2005 Ibu Hj.Musliati membel toko tersebut seharga 650 juta rupiah.
            Ia bisa membeli toko tersebut dari hasil jualan, pinjaman Bank dan dibantu oleh gaji suaminya. Karena barang-barangnya terlalu banyak, ia pun mengontrak toko sebelahnya seharga 20 juta rupiah per tahun, “setelah pindah ketoko ini bisnis baju ini

meninngkat pesat hamper 90%, karena saya sudah punya langganan dipasar senggol”. Jelas Ibu Hj.Musliati.
            Ibu Hj.Musliati membeli barangnya langsung ke Jakarta, seperti dipasar Tanah Abang, Mangga Dua dan Jati Negara. Setiap bulannya, ia memilih stoknya sendiri, “karena setiap daerah berbeda seleranya jadi harus saya sendiri yang kesana memilih baju yang sesuai selera”, ujarnya.
            Setiap berbelanja Ibu Hj.Musliati bisa menghabiskan sekitar Rp.40 juta rupian untuk pakaian wanita , Rp.20 juta rupiah untuk baju anak-anak dan apabila kalau mau lebaran sekitar Rp.100 juta rupiah. Sedangkan keuntungan bersih yang diperoleh Ibu Hj.Musliati sekitar Rp.40 juta sampai 50 juta rupiah per bulan. Harga yang ditawarkannya dari Rp.60.000 sampai Rp.600.000 rupiah untuk satu pasang baju.
            Ibu Hj.Musliati pernah mengalami kesulitan dan penurunan pendapatan pada saat Ramayana baru dibuka. Namun, Ibu Hj.Musliati tidak menyerah begitu saja, supaya jualannya laris, ia pun terus bersaing dengan harga dan model yang berbeda dari mereka.
           



           Akhirnya, setelah 1 sampai 2 tahun, orang-orang kembali berbelanja ditoko Ibu Hj.Musliati, “asalkan kita punya tekad yang kuat pasti kita bisa mencapainya” jelas Ibu Hj.Musliati.
            Dari hasil jualan baju tersebut Ibu Hj.Musliati dan Bapak H.Nurtisi sudah bisa membeli toko, membayar angsuran Bank, membeli mobil dan menyekolahkan ketiga orang anaknya hingga ketingkat sarjana. Salah satunya sarjana ekonomi akuntansi.
            Ibu Hj.Musliati berjualan ditoko tersebut dibantu oleh suaminya dan 2 orang
karyawan, sejak umur 50 tahun sampai saat ini sudah berumur 60 tahun. Dulunya toko tersebut diberi nama Mahkota tetapi setelah cucunya lahir yang bernama Sati kemudian diganti menjadi Mahkota Sati.
            Demikianlah kisah motivasi tentang Ibu Hj.Musliati yang membuktikan bahwa dengan ketekunan dan kerja keras, maka tercapailah segala yang kita inginkan.

Inilah  kisah pengusaha sukses dari DUMAI. Semoga kisah diatas bisa menjadi sebuah inspirasi bagi kita semua.